Divisi bank sampah menjadi sebuah divisi penting bagi sekolah adiwiyata seperti SMA N 6 Yogyakarta. Kegiatan yang sudah dilakukan pun sudah banyak. Pengurus dari divisi Bank sampah, Ibu Theresia Irma memegang divisi ini sejak 2018. Kegiatan bank sampah selama pandemi memang kurang optimal, tetapi pembelajaran tentang bank sampah terus berjalan dan dilaksanakan di rumah masing-masing siswa. Kadang selama pandemic dilakukan webinar untuk siswa kelas 10 dan 11 mengenai divisi ini. Divisi ini juga memiliki pokja atau kelompok kerja. Merekalah yang akan menjalankan kegiatan bank sampah. Pokja ini terdiri dari siswa kelas 10 sampai 12, dan saat ini diketuai oleh siswa murid 12 MIPA 6 bernama Kaldhea.
Sebelum pandemi, biasanya bank sampah dijalankan setiap jumat. Dengan mengumpulkan sampah dari setiap kelas yang sudah terkumpul dihari-hari sebelumnya. Sampah yang dapat diterima berupa sampah anorganik seperti botol plastik, kardus, kertas dll. Tutup botol tidak diterima di bank sampah sehingga akan disalurkan ke divisi daur ulang. Bungkus makanan juga tidak akan diterima karena tidak bernilai. Lalu sampah yang terkumpul ditimbang dan dihitung. Setelah itu akan konversikan menjadi uang kas. Kas tersebut kan diberikan ke masing-masing kelas. “Tujuan dari bank sampah di SMA N 6 ini bukan sekedar menghasilkan uang, tetapi untuk mengetahui apa itu bank sampah, mekanismenya, dan pengenalan sampah,” tegas Ibu Irma.