Indonesia saat ini mulai memasuki musim penghujan. Musim penghujan kali ini diperparah dengan adanya fenomena La Nina. La Nina adalah anomali musim yang mana musim hujan kali ini memiliki curah hujan yang lebih tinggi dari musim hujan sebelumnya. Diperlukan cara yang efektif untuk mengurangi dampak dari fenomena ini. Salah satu contoh cara untuk mengurangi dampak dari hujan sudah dilaksanakan oleh SMAN 6 Yogyakarta. Cara yang dipilih oleh sekolah ini adalah dengan menggunakan resapan biopori. Biopori adalah semacam lubang resapan yang berdiameter sekitar 10-20 cm dengan kedalaman hingga 1 meter.  “Biopori itu ada sejak Adiwiyata di SMAN 6  tahun 2012, karena salah satu solusi permasalahan air, ujar Ibu Lusi Wiyati, S.Pd., Pembimbing Biopori di SMAN 6 Yogyakarta, Senin (1/11/2021).

Beliau menambahkan, proses pembuatan biopiori di SMAN 6 Yogyakarta melibatkan guru-guru pembimbing biopori dan siswa yang terlibat dalam kader pokja biopori. Titik-titik lokasi pembuatan biopori tersebar pada daerah yang dinilai rawan untuk terbentuk genangan karena biopori hanya berfungsi untuk mengurangi genangan, bukanmengurangi banjir.

Proses pembuatan biopori bersama warga sekolah

Lokasi pembuatan biopori di lingkungan sekolah antara lain terdapat di: depan ruang guru (sekitar 40 lubang), dan masih banyak di sayap barat sekolah, depan lobi selatan, depan pintu gerbang barat, dekat parkiran barat, lapangan basket, dan lapangan voli kurang lebih 100 biopori. Ke depan akan ditambah lagi jumlah biopori dan resapan air supaya permasalahan lingkungan bisa teratasi dan bila hujan lebat tidak banjir, jika kemarau bisa menyimpan cadangan air.

Selaku pembimbing pada program biopori, beliau berujar bahwa pembuatan lubang biopori yang ada di sekolah ini hanya berdiameter 10 cm dengan kedalaman 100 cm  berfungsi mengurangi genangan dan menyimpan sampah organik sehingga apabila hujan terlalu lebat, biopori dapat menampung volume air yang masuk walaupun hanya sedikit.

Siswa berperan dalam pembuatan biopori

Beliau menjelaskan, setelah dibuat banyak lubang biopori, genangan air di lingkungan sekolah mulai berkurang. Beliau juga berpesan kepada kader pokja biopori untuk memasukkan sampah-sampah organik di sekitarnya ke dalam lubang biopori, sehingga dalam 2-4 minggu, sampah organik tersebut dapat berubah menjadi pupuk kompos dan dapat dimanfaatkan.

You may also like

Leave a Comment